Sabtu, 01 Januari 2011

Astaghfirullah, Seorang Menteri Federal Pakistan Salah Bacakan Surat Al-Ikhlas Berulang Kali






















Syabab.Com - Surat Al-Ikhlash merupakan surat pendek yang sangat mendasar dalam kitab suci Al-Quran, di mana anak-anak mempelajarinya dengan hati tetapi hal itu berbeda dengan kasus pada pertemuan kabinet federal pemerintah sekuler Pakistan, di mana Menteri Dalam Negeri Rehman Malik harus membacakan surat tersebut tiga kali, tetapi setiap kali membacanya salah.
Situasi yang menarik disaksikan dalam pertemuan kabinet hari Rabu, ketika Perdana Menteri Syed Yusuf Raza Gilani meminta Menteri Dalam Negeri Rehman Malik membacakan tilawah al-Quran untuk memulai sidang kabinet. 

Rehman Malik memulai membacanya, tapi lupa satu "ayat" dan kemudian dia mengucapkannya lagi hingga tiga kali ia membaca surat Al-Ikhlash tersebut tetapi tidak benar.

Melihat Menteri salah dalam membaca surat al-ikhlash, semua rekan-rekannya tersenyum di wajah mereka, kemudian Perdana Menteri Gilani meminta Mahkhdoom Shahabuddin untuk melakukan pekerjaan yang ia lakukan dengan sempurna.

Ketika beberapa rekannya mengatakan kesalahan dalam mengucapkan "ayat-ayat" itu Malik berkomentar, "Saya membaca apa yang tertulis di sini."

Kontan saja, seorang menteri yang salah membaca surat al-ikhlash tersebut menjadi berita di beberapa media setempat. Kejadian ini kebetulan menarik bahwa menteri Pendidikan dari pemerintah Musharraf telah membuat berita utama yang menyatakan bahwa julan juz dalam al-Quran 40 bukan 30.

Debat sebelumnya meskipun berfokus pada tuduhan korupsi dan reputasi buruk anggota Parlemen, pertemuan hari Rabu tersebut untuk pertama kalinya memperlihatkan seorang menteri federal tiga kali gagal membaca dengan benar surat yang dianggap sebagai pelajaran dasar bagi setiap anak-anak Muslim.
Menariknya, menteri membacakan ayat dari naskah yang tertulis tetapi ia tidak bisa membaca dengan benar menyebabkan semua orang di ruang kabinet tertawa.
Kegagalan sang menteri untuk membaca surat al-Quran yang sangat pendek tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan tentang reputasi jelek para pejabat di negeri bermayoritas Muslim tersebut. [m/f/thenews/nation/syabab.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar