Rabu, 29 Desember 2010

Museum Mustafa Kemal Ataturk : Mayat Ataturk Masih membusuk hingga kini..

Cerita Siswa SMAN 2 Cibinong dalam Pertukaran Pelajar ke Turki (2)
Cium Bau Anyir saat Berada di Museum Mustafa Kemal Ataturk

Berbicara Turki tak lepas dari keunikan yang ada di negara tersebut. Betapa tidak, negara ini terletak di dua benua yaitu Asia dan Eropa yang hanya dipisahkan Laut Marmara. Selain itu, Turki juga dikenal sangat peduli dengan kelestarian sejarah bangsanya, termasuk peninggalan milik Bapak Pendiri Bangsa Mustafa Kemal Ataturk
.

Laporan: MUHAMMAD RURI ARIATULLAH


BERADA di Negara Turki membuat kelima siswa SMAN 2 Cibinong terkesan. Bukan hanya karena keramahan yang ditunjukkan masyarakatnya, namun pula kebersihan serta keteraturan hidup khas Eropa.

Negara Euro-Asia itu sangat peduli terhadap penataan wilayahnya. Tidak ada perbedaan antara kota besar maupun kecil, seluruhnya tertata sangat rapi dengan didominasi apartemen sebagai tempat tinggal warga setempat.


Hal ini pula yang dirasakan lima siswa SMAN 2 Cibinong, yakni Liana Aprillia Yusuf, Benaverd Rizanda PL, Devita Nurvidya, Izzudin Al Faruq dan Hasnatika Mazziyah ketika berada di sana.

Sejak tiba di Kota Aeyoup, mereka langsung disuguhi panorama Turki yang begitu indah. Walaupun tidak memiliki pohon rimbun layaknya Bogor, namun arsitektur bangunan yang tersusun rapi membuatnya enak dipandang mata. Meski kala itu suhu udara berada di bawah 17 derajat celsius, namun tidak mengurangi antusias para siswa untuk mengelilingi Aeyoup.

Selain melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di Aeyoup dan memperkenalkan budaya khas Indonesia kepada pelajar Turki, siswa SMAN 2 Cibinong juga berkesempatan mengelilingi beberapa tempat bersejarah yang ada di Turki. Salah satunya saat berada di Ankara.

Di ibukota Turki itulah, jasad Bapak Pendiri Bangsa Mustafa Kemal Ataturk berada, tepatnya di Museum Anitkabir. Konon, saat ia wafat jasadnya tidak diterima bumi karena dosa-dosa besarnya terhadap masyarakat Turki saat berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman.

Karena tidak bisa dikubur, maka dibuatkan monumen dengan menempatkan tubuh Kemal Ataturk di dalam peti jenasah. “Saat kami mengunjungi Museum Anitkabir, seluruh tubuh harus disemprotkan cairan pewangi karena makam Kemal Ataturk selalu mengeluarkan bau busuk,” cerita Liana Aprillia Yusuf.(*)
http://www.radar-bogor.co.id/index.php?rbi=berita.detail&id=66023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar