Ulama Al-Azhar tak terima penghinaan para sahabat Nabi ditayangkan dalam sebuah film dalam stasiun TV Iran
Hidayatullah.com—Media Mesir, Asharq Al-Awsat melaporkan, komunitas Sunni di Iran telah meminta pemerintah setempat melarang sebuah drama televisi yang dinilai telah menghina sahabat Nabi Abdullah bin Zubair (Ibn al-Awwam)" dan sahabat Nabi lainnya.
Para cendekiawan di Universitas Al-Azhar Mesir juga telah mengutuk Iran yang memperbolehkan siaran seri "Mokhtarnameh" dalam bahasa Persia di televisi Iran. Para ulama mengatakan bahwa seri televisi termasuk "menghina para sahabat Nabi, termasuk Abdullah Bin Zubair."
Para ulama Al-Azhar juga menekankan bahwa Universitas Al-Azhar tidak menerima penghinaan dari sahabat Nabi tersebut.
Al Azhar meminta pihak berwenang Iran segara mengambil tindakan "untuk mencegah pecahnya kekerasan sektarian".
Sementara itu, Dr Mohamad Rafat Usman, dari Al-Azhar mengatakan bahwa "di bawah ketentuan yang ditetapkan oleh Islam, dilarang melakukan penghinaan setiap manusia, apakah ia hadir atau tidak ada, hidup atau mati, dan ini adalah sesuatu yang disepakati oleh al-Quran dan Sunnah Nabi. "
Usman menambahkan ,"Kita harus selalu mengingat bahwa para sahabat Nabi adalah perantara antara kami dan Nabi, karena kami tidak akan tahu al-Quran tanpa mereka, untuk itu melalui mereka bahwa Allah memelihara al-Quran setelah menghafalkan kata Tuhan Yang Maha Esa dengan hati, memelihara bagi yang datang sesudah mereka ... sehingga mereka layak di hormati. "
Usman menambahkan para sahabat Nabi telah mencatat kehidupan dan ucapan Nabi, yang merupakan dasar dari Hadis dan as Sunnah sehingga menjadi "sumber kedua hukum Islam, setelah al-Quran.
Sebelum ini, media-media Timur Tengah, termasuk al-Arabiya dan sejumlah ulama Sunni di Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya ikut mengharamkan menonton tayangan serial “Mokhtarnameh”.
Serial film ini telah menjadi subyek kontroversi di Iran atas penggambaran tertentu sejarah tokoh-tokoh Islam.
“Mokhtarnameh” adalah serial televisi berdasarkan kehidupan al-Mokhtar Ibnu Abu Ubayd al-Thaqafi yang berusaha untuk membalas kematian Imam al-Hussein dalam pertempuran Karbala.
Sementara itu, kantor berita Iran, IRNA membela diri dengan menyebut, pelarangan film seri ini sama dengan mendukung musuh-musuh Iran dan kaum Syiah.
“Televisi al-Arabiya yang sering disebut televisi al-Ibriyah dikarenakan mendukung rezim Zionis Israel dalam menindaklanjuti permusuhannya dengan Iran dan Syiah telah menayangkan sebuah laporan di salah satu programnya yang mengulas serial Mokhtar Nameh membela musuh-musuh Imam Husein as dan para pendengki Imam Ali as!,” demikian tulis IRNA. [aawsat/irb/cha/hidayatullah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar