Minggu, 31 Oktober 2010

Zahar: Barat itu Sekuler dan Atheis, Sehingga Tak Layak Mengatur Kami

Mahmoud Zahar, seorang pemimpin Gerakan Perlawanan Islam “Hamas” menuduh Barat mempromosikan kecabulan dan kemunafikan politik, yaitu menjalankan kehidupan tanpa moralitas. Sehingga, Barat tidak berhak untuk mengkritik gerakan (Hamas), karena metode yang diberlakukannya atas Jalur Gaza.

Zahar mengatakan, dalam sebuah pidato yang ditujukan kepada negara-negara Barat: “Kami berhak mengatur kehidupan kami berdasarkan metode yang telah ditetapkan oleh agama kami, bukan agama Anda. Anda tidak beragama. Sebab, Anda adalah kaum sekuler.”

Sebelumnya, awal pekan ini, ia berbicara dari rumahnya di kota Gaza: “Anda tidak hidup sebagaimana manusia. Bahkan Anda tidak hidup seperti binatang sekalipun. Anda mempraktekkan homoseksualitas…. Dan sekarang Anda mengkritik kami. Sungguh, memalukan!”


Zahar juga mengecam negara-negara Eropa, seperti Perancis, yang akhir-akhir ini telah mengeluarkan undang-undang yang melarang pemakaian hijab di tempat umum, demikian menurut kantor berita “Reuters”.

Zahar mengatakan: “Kami sangat menghormati dan menghargai perempuan, tidak seperti Anda…. Anda memanfaatkan perempuan seperti layaknya binatang. Seorang wanita berhak memiliki satu orang suami, dan ratusan ribu pria idaman lain (PIL). Akibatnya, Anda tidak tahu siapa bapak dari anank-anak Anda, karena metode Anda yang salah dalam menghormati perempuan.”

Zahar mempertanyakan dengan berkata: “Apakah islamisasi masyarakan adalah kejahatan? Saya Muslim, yang tinggal di sini menurut tradisi kami. Mengapa saya harus hidup menurut tradisi Anda.”

Zahar-yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dalam pemerintah yang dipimpin Hamas pada tahun 2006 dan 2007-mengatakan: “Kami mengerti Anda dengan baik; Anda miskin…. miskin moralitas. Sehingga Anda tidak pastas mengkritik kami.”

Zahar, seorang ahli bedah yang mengajar kedokteran di Universitas Islam Gaza itu mengatakan bahwa “Ia sangat marah, khususnya terhadap negara-negara Barat yang mengutuk Hamas, sementara dalam waktu yang sama, mereka membangun hubungan dekat dengan entitas Israel.”

Ia menambahkan: “Seharusnya mereka merasa malu dengan mendukung Israel. Sebab, mana mungkin mereka mendukung berdirinya negara Israel. Apakah mereka tidak peduli dengan pembunuhan dan pembantaian yang terjadi di sini?”

Zahar mengatakan bahwa dua anaknya telah syahid dalam dua serangan udara terpisah, satunya syahid ketika upaya pembunuhan dirinya yang gagal pada tahun 2003.

Hamas telah berhasil memenangkan pemilihan parlemen yang adil pada tahun 2006, dan mengambil alih Jalur Gaza pada tahun 2007. Hamas mengatakan: “Negara-negara Barat tetap berupaya untuk menggulingkan kepemimpinannya. Namun, Hamas tetap tabah setelah agresi kaum penjahat Zionis terhadap Jalur Gaza pada akhir tahun 2008, meskipun berbagai sanksi ekonomi yang sulit dikenakan pada Hamas, sebagai akibat dari penolakannya untuk mengakui entitas Zionis. Bahkan Hamas terus berpegang teguh dengan pilihan untuk melakukan perlawanan (mediaumat.com, 29/10/2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar