Jumat, 27 Agustus 2010

Voting Menghapus Tauhid

Kita menghadapi berbagai pertikaian, konspirasi dan kesengsaraan. Kita saat ini jauh dari Dien Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan, dan manusia mengambil semua jenis konsep yang rusak dan kerusakan telah menyebar dimana-mana. Untuk menggantikan semua itu dengan syariah, kita harus mengembalikannya kepada Islam dengan maknanya yang lurus, bersama semua perintah Allah dan sikap bara'ah terhadap musyikin dan inilah asas Tauhid.
Jika kita tidak memiliki penyerahan ini secara totalitas dalam seluruh ucapan dan tindakan, maka hidup tidaklah berarti.
Allah SWT berfirman :
"Tidaklah Aku (Allah) ciptakan Jin dan Manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. 51 : 56)
"Katakanlah (hai Muhammad) "Wahai Ahli kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukanNya dengan suatu apapun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), "Saksikanlah bahwa kami adalah orang muslim." (QS 3 : 64)

Allah menyampaikan pada kita bahwa Dia telah mengutus para Nabi (An-Biya') untuk menyeru manusia pada Tauhid dan menjauhi Thagut.
"Dan sungguh, kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan) "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut, kemudian diantara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan adapula yang tetap dalam kesesatan, maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS 16 : 36)

Inilah makna Ubudiyah

"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. "Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang". (QS : 3 : 31)
Umar r.a. berkata, "Thagut adalah Syaitan. "ia terdiri dari segala sesuatu dan termasuk segala sesuatu yang diikuti selain Allah. (HR Bukhari)

Para Ulama Salaf telah mendefinisikannya :

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata bahwa : ,"Taghut adalah sesuatu yang melampaui batas, diikuti (matbu'), ditaati (Muta'ah) dan diibadahi (Ma'bud) selain Allah",.

Jika Anda melihat pada saat ini, Anda akan menyaksikan bahwa orang-orang telah berpaling dari beribadah kepada Allah dan berhukum kepada manusia ketimbang kepada Allah. Allah menyuruh kita untuk menghentikan Thaghut.

Maka ayat ini menyatakan :
"Barangsiapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS 2 : 256)

Menjauhinya sebelum kita mengambilnya. Kita tidak disebut beriman kepada Allah sehingga kita menjauhi Thaghut dalam maknanya yang lengkap.

Malik berkata bahwa dia mendengar Rasullah bersabda :
"Barangsiapa mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dan menjauhi syirik mempunyai perlingungan terhadap hidupnya dan hartanya. (HR. Muslim)

Ia tidak cukup hanya dilafalkan sebab hal itu tidak akan melindungi hidup dan darah kita namun harus diamalkan dan diyakini.
Nabi Allah, Ibrahim a.s. melakukan bara'ah dari kaumnya :

"Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia, ketika dia berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripadamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekufuran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja, kecuali perkataan Ibrahim kepada Ayahnya,"sungguh aku akan memohonkan ampunan bagimu, namun aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) Allah terhadapmu,"(Ibrahim berkata),"Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertaqwa dan hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkau kami kembali". (QS. 60 : 4)

"Dan aku menjauhkan dari darimu dan dari apa yang engkau sembah selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, Mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdo'a kepada Tuhanku. Maka ketika dia (Ibrahim) sudah berlepas diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak dan Ya'kub. Dan masing-masing kami angkat menjadi Nabi." (QS 19 : 48-49)

Tanpa Tauhid, Anda jangan pernah bermimpi akan masuk Jannah - Jauhilah orang-orang kafir itu pada saat Pemilu, mungkin Allah akan mengirimkan azabnya atas mereka.

"Pemuda tersebut berkata kepada yang lain : Dan apabila kamu meninggalkan mereka dari apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu. (QS 18 : 16)

Maka beginilah cara kita jika umat beribadah kepada manusia dan mengikuti Thaghut dan adalah tindakan kufur dan syirik bila kita duduk dengan mereka serta menghabiskan waktu bersama mereka. Allah akan menyatukan orang-orang munafik dan orang-orang kafir bersama-sama karena mereka berkumpul untuk memutarbalikkan Dien.

"Dan sungguh Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu di dalam kitab (Al Qur'an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir) maka janganlah kamu duduk bersama mereka. Sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau tetap duduk dengan mereka), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sungguh, Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan kafir di neraka Jahanam. (QS. 4 : 140)

Ini adalah jawaban terhadap orang-orang yang mengatakan bahwa kita berdosa apabila tidak ikut pemilu (voting).

Keadaan yang kita hadapi sebagai umat saat ini serius dan kita harus menjauhkan diri kita dari mereka, dari majelis-majelis mereka serta dien-dien mereka. Kita tidak bisa berhubungan dengan mereka dan ini adalah bentuk kecenderungan (rukun) dan Allah berfirman "Janganlah memiliki kecenderungan terhadap mereka.

"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolongpun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan." (QS. 11 : 113)

Jadi, kita tidak boleh condong terhadap orang-orang ini sama sekali atau api neraka akan menyentuh Anda dan Anda tidak memiliki pelindung lain selain Allah.

Setelah kita menyampaikan ini berulang-ulang, maka kita meninggalkan mereka, apabila mereka tetap melakukannya - I'tizaaluhum.

Allah berfirman jika mereka ingin berhukum pada Thaghut, mereka adalah orang-orang kafir. Apalagi jika mereka benar-benar melakukan hal itu :

"Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya? Tetapi mereka masih menginginkan ketetapan hukum kepada Thaghut, padahal mereka diperintahkan untuk mengingkari Thaghut itu, dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan sejauh-jauhnya." (QS. 4 : 60)

Seseorang yang menjadikan dirinya sebagai legislator (pembuat hukum) disamping Allah, maka dia Musyrik.

"Dan janganlah kamu memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kaum-kaumnya untuk membantah kamu. Dan jika kamu menuruti mereka, tentu kamu telah menjadi orang musyrik. (QS. 6 : 121)

"Sungguh, Kami yang menurunkan kitab Taurat (kepada Musa), di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Yang dengan kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka. Sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan menjadi saksi terhadapnya. Karena itu jangalah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barang siapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir. (QS. 5 : 44)

Apapun yang ditetapkan oleh Allah kita harus mengambilnya tanpa interpretasi (menafsirkan) dan tanpa mengubah maknanya yang jelas, dan barangsiapa yang membelokkannya, setelah disampaikan oleh Rasullah Muhammad SAW, seperti memberi putusan hukum yang berbeda dengan syariat Islam, maka dia kafir, kafir Akbar.

Orang yang hendak memvoting seseorang dalam hal menetapkan undang-undang, maka dia kafir, kafir akbar dan tidak ada perselisihan tentang hal itu dan Ijma' telah tersebar di kalangan sahabat, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in.
Kita tidak bisa mengabaikannya lagi sebab ini adalah hal yang terjadi pada raja Tartar yang ingin berhukum pada Ilyasiq (undang-undang Tartar ketika itu) dan Ibnu Taimiyah berkata bahwa mereka tidak memiliki kesucian dalam hidupnya dan darahnya. Bahkan seandainya mereka sholat di masjid dan mereka mengaku sebagai Muslim dikarenakan mereka berhukum kepadanya (Ilyasiq).

Orang-orang yang sekedar bermain-main bergurau tentang sahabat dan maka Allah menyebutnya sebagai Kafir.

"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab ,"Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja. "Katakanlah, "Mengapa kepada Allah dan ayat-ayatNya serta RasulNya kamu selalu berolok-olok? Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (selalu berbuat dosa)." (QS. 9 : 65-66)

Terlebih lagi jika kamu mengubah Syariat dan membuat yang sah menjadi tidak sah!

Kita tidak mempercayai mereka memiliki seandainya mereka bersumpah demi Allah :
"Mereka (orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak menyatakan (sesuatu yang menyakiti Muhammad). Sungguh, mereka telah mengucapkan kekafiran, dan telah kafir setelah Islam, dan menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya, mereka tidak dapat mencela (Allah dan RasulNya), Sekiranya Allah dan RasulNya telah melimpahkan karuniaNya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di bumi." (QS. 9 : 74)

Kita harus berbicara lantang terhadap keburukan dan mengingatkan mereka tentang syarat-syarat Tauhid dan lainnya.
Wallahu'alam bis showab!
Source : almuhajirun.net


Source: http://arrahmah.com/index.php/blog/read/8261/voting-menghapus-tauhid#ixzz0xlxcbgSP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar