Warga Muslim di Banjar Kauman, Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali terisolasi sejak kemarin (29/8). Mereka dikepung warga Hindu. Seluruh akses jalan ke perkampungan Muslim itu diblokir. Satu-satu akses yang masih terbuka hanyalah melalui laut.
Pengepungan Banjar Kauman ini diawali oleh perkelahian pemuda dari Banjar Kauman (Muslim) dan Banjar Pala (Hindu) saat menonton konser musik Bondan Prakoso di lapangan Kec. Seririt, Sabtu (28/8). Mereka kejar-kejaran dan saling lempar hingga Ahad (29/8) dini hari. Tidak cukup di arena pertunjukan, warga Hindu terus mengejar pemuda Banjar Kauman hingga di perkampungan. Sekitar 29 rumah warga dirusak, termasuk satu sepeda motor. Delapan warga terluka.
Bentrokan antar warga itu sempat diredam apara kepolisian yang datang satu jam kemudian. Malam itu juga Kapolres Buleleng AKBP Muhammad Yudhi Hartanto bersama Dandim 1609/Buleleng Letkol (inf) Suhardi dan Kabag Humas Protokol Pemkab Buleleng Gede Gunawan AP serta pejabat kementerian agama Kab. Buleleng turun ke lapangan untuk menghentikan pertikaian itu.
Ahad sekitar pukul 14.00 WITA pemerintah daerah Kab. Bulelang berinisiatif mendamaikan pihak yang bertikai dalam sebuah pertemuan di Mapolsektif Seririt. Pertemuan ini dipimpin Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Buleleng Nengah Widiana Sentosa dan dihadiri Camat Seririt Putu Karyaman serta Kapolsek Seririt I Wayan Wetem. Perdamaian tercapai.
Namun perdamaian itu tak berumur panjang. Ahad malam sekitar pukul 21.00 WITA, Masjid As-Sholihin tiba-tiba diserang oleh warga Banjar Pala. Saat itu warga Banjar Kauman sedang melaksanakan shalat tarawih.
Serangan itu membuat warga Banjar Kauman tak bisa menerima karena sebelumnya telah terjadi perdamaian. Warga mengejar pihak penyerang hingga ke perbatasan banjar. Polisi kembali datang dan memisahkan kedua banjar yang berbeda agama ini. Sejak saat itulah warga Banjar Kauman tak bisa ke mana-mana kecuali lewat laut.
Malah berkembang kabar, dua desa di sekitar Seririt yang mayoritas Hindu (Ds. Bubunan dan Ds. Petemon) akan ikut menyerang Banjar Kauman pada Senin (30/8) malam ini. Mereka akan melakukan itu karena ada isu bahwa Pura leluhur mereka dirusak warga Muslim. Padahal fakta di lapangan tidak ada Pura yang rusak.
Kini warga Banjar Kauman tegang. Mereka khawatir akan datang serangan dari warga Hindu. Mereka pun mempersiapkan diri dengan senjata apa adanya.
Jumlah kaum Muslimin di Banjar Kauman sekitar 350-400 KK. Desa ini dikelilingi perkampungan Hindu. Kejadian serupa sudah berlangsung yang keenam kali sejak tahun 2000. Kaum Muslimin yang minoritas-17 persen di Buleleng dan 7-8 persen di Bali-selalu dalam posisi terdzalimi. (mediaumat.com, 30/8/2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar