Senin, 24 Januari 2011

Omdo Like This

   Beberapa hari ini, setiap aku umpankan status-status bertanda genderang perang terhadap kejahatan pemerintah dan kehancuran sistem, ada kesamaan jawaban yang mirip yaitu Omdo. (Omongan doank). He…he..he.. saya justru semakin bersemangat berceloteh dengan tema yang sama yaitu, “Saatnya syariah dan khilafah memimpin dunia.” Dan selintingan berbicara dengan jawaban yang sama, “Omdo”.
            Permasalahannya bung, kalau pun kalian telah berkarya coba tunjukan hal apa yang bisa membuat saya bangga terhadap karya anda?
            Nah, cobalah tengok di Tunisia, orang yang di parlemen tidak mampu mengeluarkan karyanya bahkan cenderung tak mampu memberi genderang perang, justru seorang pemuda pengangguran berbicara dengan bunuh dirinya. Nah, di situ mulai dipukul genderang perang perubahan.


            Nah, coba lihat saja kasus Gayus. Anggota parlemen yang ingin mewarnai justru mati kutu. Dulu mereka mendukung kebijakan-kebijakan presiden, bahkan meloloskan dengan muduh sang kapolri, permasalahannya karya dihasilkan tidak ada. Justru kasus Gayus semakin menunjukan ”percuma anda berkarya, toh anda tidak mampu mengubah Gayus menjadi kucing, justru Gayus semakin berbesar hati, dan kalian seolah-seolah menjadi pahlawan kesiangan.”
            Saya lebih bangga dengan Bona, sekali tampil bernyanyi dengan kritikan sebuah lagu dapat menggetar-getarkan dunia Gayus. Ingat Reformasi Bro, Sok lihat adakah perubahan itu berasal dari dalam parlemen ? Justru parlemen itu hanya menjadi pelindung ”kejahatan”pemerintah dan rakyat lah yang terpaksa bergerak dengan ”omdo” yang berakhir kepada perubahan mendasar.
            Justru kalau kita berkarya untuk bangsa, bekerja untuk negara, berarti anda adalah bagian dari pelanggengan terus menerus sistem kufur ini, Sambil menikmati manfaat kekufurannya.  Jadi, cobalah lihat pergerakan itu dimulai dari omdo, bukan aksi di dalam gedung dan ikut serta dalam pemerintahan. Nah coba lihat fakta kekinian, yang dulu sering berceloteh di luar saat duduk sebagai bagian dari kekufuran, eee... diam dan polos. Berbicara kalau saatnya rakyat tersiksa dan mengambil posisi untuk menaikan narsisme dan adegan ”demi suara partai”.
            Jadi masihkan anda salahkan orang yang omdo? Sementara Dakwah Rasul dalam perubahan menuju sistem islami dimulai dengan Omdo?
Dan terakhir sampai kapan anda berharap pada Indonesia yang kufur ini, memelihara Demokrasi, Sementara kita bisa melihat bagaimana rakyat tersiksa. Saatnya kita bersama-sama, setuju perkataan (Purnawiran) Jendral Tyasno Sudarto, Revolusi sudah saatnya. Maka ayo kita bergerak menuju penerapan islam kaffah dan menjadikan Khilafah Islamiyyah sebagai sistem pemerintahan kita.

Irhaby El-Falimbani
(Ketua penggugat pemerintahan Indonesia dengan omdo sebagai senjata utamanya.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar