-Sebuah laporan yang mengejutkan baru-baru ini menyatakan bahwa satu dari enam pendeta di Gereja Protestan Belanda dan enam denominasi lain adalah seorang ateis atau agnostik.
Dalam studi yang dirilis oleh Free University of Amsterdam gereja digambarkan lebih mirip pasar ide di mana Orang (Hamba Tuhan)bebas memilih pengajaran atau doktrin apa saja yang diyakini, termasuk Atheis atau Agnosis sekalipun.
Salah satunya adalah Klaas Hendrikse, Pendeta yang memimpin sebuah gereja di Gorinchem ini bahkan pernah menulis sebuah buku berjudul Percaya pada Tuhan Yesus yang tidak ada.
Setelah menemukan bahwa pandangannya sangat luas, denominasi memutuskan untuk memecatnya. Alih-alih memecat Hendrikse dan melindungi jemaat dari pengajaran sesat, Klaas Hendrikse justru tak pernah dijatuhi sangsi oleh gereja.
Parahnya saat diwawancara oleh BBC, pendeta Hendrikse juga menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah "kata untuk pengalaman, atau pengalaman manusia" dan Yesus mungkin tidak pernah ada.
"Secara pribadi saya punya bakat untuk percaya pada kehidupan setelah kematian," ujarnya.
Sedang pendeta lain di gereja yang sama, Kirsten Slattenaar, percaya bahwa Yesus adalah "orang khusus" tetapi ia bukan Tuhan.
Di gereja lain di Amsterdam, salah satu pembantu-nya, Rikko Voorberg, bahkan mengatakan perlunya bagi gereja untuk beradaptasi dengan masyarakat postmodern.
Ia meminta gereja mewaspadai perkembangan yang terjadi di masyarakat dan berharap agar mereka tidak berubah dari agama Kristen.
“Anda tidak dapat mengkhotbahkan surga dengan cara yang sama seperti yang Anda lakukan hari ini 2.000 tahun yang lalu, dan kita harus berpikir lagi apa yang kita dapat. Kita menggunakan kata-kata yang sama dan mengatakan sesuatu yang sama sekali berbeda," ujarnya
"Ketika kita mendapatkan orang-orang masuk Gereja namun melemparkan Yesus Kristus dari Gereja, maka kita telah kehilangan inti dari kekristenan,” ujar Sytse de Jong, wakil walikota Staphorst.
Nampaknya, tantangan terberat gereja bukan datang dari luar dengan segala tekanan, penganiayaan. cemoohan dan tindakan diskrimintaifnya, tapi justru dari dalam. Pendeta seharusnya menghantarkan jemaat pada iman yang benar justru menggiring "domba gembalaannya" untuk meragukan Tuhan mereka sendiri. * [hidayatullah]
Sedang pendeta lain di gereja yang sama, Kirsten Slattenaar, percaya bahwa Yesus adalah "orang khusus" tetapi ia bukan Tuhan.
Di gereja lain di Amsterdam, salah satu pembantu-nya, Rikko Voorberg, bahkan mengatakan perlunya bagi gereja untuk beradaptasi dengan masyarakat postmodern.
Ia meminta gereja mewaspadai perkembangan yang terjadi di masyarakat dan berharap agar mereka tidak berubah dari agama Kristen.
“Anda tidak dapat mengkhotbahkan surga dengan cara yang sama seperti yang Anda lakukan hari ini 2.000 tahun yang lalu, dan kita harus berpikir lagi apa yang kita dapat. Kita menggunakan kata-kata yang sama dan mengatakan sesuatu yang sama sekali berbeda," ujarnya
"Ketika kita mendapatkan orang-orang masuk Gereja namun melemparkan Yesus Kristus dari Gereja, maka kita telah kehilangan inti dari kekristenan,” ujar Sytse de Jong, wakil walikota Staphorst.
Nampaknya, tantangan terberat gereja bukan datang dari luar dengan segala tekanan, penganiayaan. cemoohan dan tindakan diskrimintaifnya, tapi justru dari dalam. Pendeta seharusnya menghantarkan jemaat pada iman yang benar justru menggiring "domba gembalaannya" untuk meragukan Tuhan mereka sendiri. * [hidayatullah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar